
nah ini topik udah jarang dibahas lagi nih sama media.. hmmm..kira-kira kenapa ya? apa mungkin gara-gara media udah bosen ngeliat dan share berita kali ya..
Apa kabar ya sama para manusia yang karya nya telah dibajak oleh orang - orang yang tidak bertanggung jawab???
Mungkin sebagian dari mereka gulung tikar dan stress..hehehe..
Indonesia mungkin adalah surganya para pembajak dan plagiator. Mereka semua dengan leluasa dan sangat mudah untuk membajak ciptaan atau karya seseorang yang telah dipatenkan.
Mengapa bisa dengan mudahnya mereka melakukan itu??
Mari kita menelusurinya lebih dalam..hehehe.. :D
Kita lihat dulu indonesia ada di peringkat berapa didunia dalam hal pembajakan,, daaaaannnnn,,, ternyata Indonesia bertengger di peringkat ke-8(berdasarkan riset oleh IDC dan BSA (Business Software Alliance) yang dirilis Mei 2010) dengan persentase 86 persen yang mencatat nilai komersial software bajakan sampai US$ 886 juta atau setara Rp 8 triliun.
Ini sangat merugikan dalam banyak hal, mulai dari orang yang karyanya dibajak hingga bisa berdampak kepada sektor perekonomian Indonesia.
Pada zaman modern seperti sekarang media - media yang sangat mendukung untuk membajak adalah komputer dan software yang sudah sangat maju yang dapat memudahkan mereka dalam membajak.
Apakah teknologi tinggi membuat kita semakin rugi atau untung?? Mungkin pertanyaan itu memiliki banyak sekali jawaban, bagaimana sudut pandang orang tersebut.
Dalam hal ini pemerintah memiliki peran yang sangat penting yaitu mencari dan membasmi para pembajak tersebut dan aturan - aturan hukum yang telah dibuat mengenai pembajakan digunakan dengan semaksimal mungkin.
dan akhir kata "STOP PEMBAJAKAN"!!!!!!
---dian---
Sinetron HANYA Jiplakan
Sinema elektronik atau yang lebih kita kenal dengan sinetron merupakan hal yang sangat populer sampai sekarang. Di Indonesia fenomena ini dimulai sejak tahun 1990an saat perfilman Indonesia jatuh. Berbagai sinetron bermunculan di televisi dari Catatan si Boy, Si Doel Anak Sekolahan, Keluarga Cemara, dll. Sangat menarik untuk menyaksikan sinetron seperti itu. Beberapa memiliki pesan moral tersendiri yang dapat kita selami dalam kehidupan sehari-hari.
Tapi apa yang terjadi sekarang. Masih dengan predikat sama yaitu sinetron tapi dengan kreativitas yang jauh berbeda dengan sinetron yang dibuat 10 tahun yang lalu. Banyak sekali sinetron di Indonesia menjiplak bulat-bulat jalan cerita dari drama Taiwan, Jepang, bahkan Korea. Bisa saja mereka membuat seperti ini”Diadaptasi dari serial ...” tapi pada kenyataanya hal itu sama sekali tidak dilakukan. Sampai akhirnya para pemirsa, seperti saya akhirnya mengetahui hal itu sendiri.
Bukannya hal itu sebuah perilaku yang memalukan? Menjiplak sebuah hasil karya tanpa memberitahukannya? Itulah yang terjadi, sinetron yang menjadi TOP Rating ternyata hanya hasil karya orang lain yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia. sinetron seperti Buku Harian Nayla dari dorama Jepang yang berjudul One Litre of Tears, sinetron Intan yang dibintangi oleh Naysilla Mirdad juga diambil dari drama Taiwan yang berjudul Glass Shoes, kemudian Kejora dan Bintang dari drama Korea yang berjudul Brilliant Legacy, itu hanya beberapa dari yang lain.
Apakah pelaku industri ini kreativitasnya habis? Itu pertanyaan yang selama ini ada di pikiran saya, apa sebenarnya yang menyebabkan hal seperti ini dapat terjadi.
DO YOU KNOW??